Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manfaat Mendanai P2P Lending Produktif

Manfaat Mendanai P2P Lending Produktif


P2P bersumber dari kata peer to peer, yg dengan cara sederhana artinya ialah teknologi dari ujung ke ujung. Istilah ini dipakai dalam dunia teknologi, lebih tepatnya ialah komputer. Dengan sistem P2P, para pemakai sistem alias layanan ini akan saling menunjukkan jalan masuk satu sama lain untuk share file, yg tersimpan di komputer mereka masing-masing.

Secara garis besar, tipe P2P lending di Indonesia ini cuma ada dua. Yaitu P2P lending untuk pendanaan produktif, serta yg satu lagi ialah pendanaan konsumtif. Keduanya sama-sama mempertemukan peminjam dana serta yg mau meminjamkan, tapi yg tak sama hanya pada penggunaan dananya saja.

Jika produktif ditujukan untuk keperluan usaha, sementara itu konsumtif ialah kebutuhan konsumsi tetapi tak menutup kemungkinan pula dipakai untuk bisnis. Ingin tahu lebih lanjut seputar keunggulan P2P lending produktif? Mari baca ulasan dibawah ini.

Apa itu P2P Produktif?

Untuk yg satu ini, fokus dari pendanaan ditujukan ke sektor-sektor urusan ekonomi alias yg sifatnya produktif. Para peminjam dananya pasti ialah para pengusaha menengah, kecil, alias pun ultra-mikro. 

Sebagian besar dari mereka telah mempunyai perjuangan yg berlangsung selagi lebih dari setahun. Namun mereka perlu modal untuk mengembangkan perjuangan mereka.

Fungsi mendanai P2P lending sektor produktif

1. Ada Agunan

Umumnya, P2P lending produktif akan mengharuskan borrowers untuk menyertakan agunan. Agunan itu tak mesti aset riil melainkan dapat berupa invoice, purchase order serta lain sebagainya.

Pendanaan dengan proses invoice financing alias penjaminan tagihan ialah pendanaan pendanaan yg relatif lebih aman. Hal itu dikarenakan sebab ada pihak P2P lending telah mendapatkan kepastian bahwa borrower alias peminjam mempunyai tagihan yg akan dibayar oleh payor.

Apabila terjadi gagal bayar dari borrower, jadi perusahaan P2P lending dapat saja melakukan penagihan ke payor yg bersangkutan supaya melakukan pembayaran.

2. Risiko Cenderung Kecil

Risiko pendanaan P2P lending produktif cenderung lebih kecil, faktor itu dikarenakan sebab borrowers ialah perusahaan yg memperlukan dana untuk likuiditas dalam pengembangan usahanya. 

3. Memberikan Hasil Berupa Pendapatan Tetap

Konsep P2P lending sejatinya seperti dengan investasi surat utang alias obligasi. Hanya saja, pihak yg berutang di P2P lending ialah UKM, serta pinjaman ini sifatnya mempunyai tenor singkat mulai dari satu bulan sampai dua tahun.

Di setiap bulannya, lender akan mendapatkan pendapatan bunga lewat angsuran pinjaman yg dibayarkan oleh borrowers, serta pada akhir tenor pokok pinjaman yg dikembalikan ke lender.

4. Bunga Mengalahkan Inflasi

Bunga yg ditawarkan P2P lending produktif terbukti lumayan tinggi, bahkan dapat mencapai 24% per tahun. Jika dibandingkan dengan penambahan jumlah uang yg beredar tahunan, jadi jumlah ini terang lumayan tinggi.

Seperti diketahui bahwa, rata-rata penambahan jumlah uang yg beredar tahunan di Indonesia dari 2010 sampai 2020 ialah mencapai 4,97%. Bunga P2P lending produktif terang lebih tinggi dari ini. 

5. Ada Asuransi Untuk Mengamankan Pokok

Sebagai suatu platform pengembangan dana, pendanaan P2P lending mempunyai risiko moderat. Hal itu dikarenakan sebab berbagai platform penyedia layanan ini kerap menunjukkan fasilitas proteksi berupa asuransi kredit untuk mengamankan modal lenders.Apabila terjadi gagal bayar, jadi total pokok modal yg disetorkan lenders akan kembali setidaknya 85%.

Itulah hal-hal yg mesti kita ketahui seputar pendanaan P2P lending produktif dari sisi lenders. Tertarik mengawali pendanaan di sini? 

Sebelum mendanai, jangan lupa untuk rutin mengecek kesehatan finansial kita terlebih dulu. Pastikan dana darurat tersedia, serta proteksi asuransi jiwa juga telah terpenuhi.