Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dasar Dasar Investasi untuk Pemula

Dasar Dasar Investasi untuk Pemula




Investasi menjadi aktivitas finansial yg mulai tidak sedikit dilakukan masyarakat. Seiring dengan terus dalamnya penetrasi literasi keuangan, terus tidak sedikit pula orang-orang yg mulai belajar investasi. Tujuannya sempurna untuk mendapat keuntungan dari sejumlah modal yg kita investasikan. 

Praktik ini sempurna lebih baik ketimbang mengendapkan harta kita di tabungan dengan bunga kecil serta tanpa perputaran uang. Momentum pandemi Covid-19 pun meningkatkan ketertarikan orang-orang untuk menjajal serta belajar investasi. Investasi dianggap menjadi salah satu bantalan finansial ketika keadaan keuangan rumah tangga terguncang. 

Karenanya, belajar investasi ialah faktor positif yg butuh dilakukan ketika ini, terutama di tengah pandemi. Dengan belajar investasi, kamu dapat memahami beberapa faktor yg berkaitan dengan investasi serta bagaimana tutorial melakukan investasi. 

Jika kamu berniat belajar investasi serta ingin tahu lebih jauh mengenai seluk beluk investasi, kamu akan membahasnya dengan cara mendalam untuk kamu.

Kenali jenis-jenis investasi 

Investasi ada tidak sedikit jenisnya, bahkan beberapa pihak tetap berpendapat menabung di bank ialah salah satu bentuk investasi. Namun, sebetulnya menabung serta berinvestasi ialah dua faktor yg berbeda. Meski menabung tetap mendapat bunga, angkanya yg kecil tidak dapat mengompensasi penambahan jumlah uang yg beredar tahunan yg terjadi. 

Hal ini yg membedakan menabung dengan investasi. Return atau keuntungan dari investasi lebih tinggi dari bunga, jadi aset yg diinvestasikan terus bertumbuh nilainya. Investasi sendiri juga lebih baik ditujukan untuk jangka panjang, jadi keuntungan yg diperoleh pun lebih optimal. 

Nggak butuh panjang lebar, berikut ialah beberapa tipe investasi yg dapat kamu jajal. 

1. Deposito

Investasi melewati deposito dapat dibilang paling aman dibandingkan instrumen investasi lainnya. Simpanan yg ada di deposito telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jadi soal keamanan tidak butuh diragukan lagi. 

Hanya saja, return atau bunga yg diberikan deposito tidak terlalu besar. Hal ini sempurna seiring dengan risikonya yg super-minimal. 

Deposito juga tidak likuid, sebab dana yg disimpan hanya dapat diambil ketika jatuh tempo penyimpanan, umpama setiap tiga bulan atau beberapa tahun sekaligus. Bagaimana kalau dana simpanan diambil sebelum waktunya? Bisa saja, tapi ada penalti atau denda yg dikenakan. 

2. Emas

Investasi emas juga mempunyai risiko yg minimal. Nilai emas yg cenderung rutin mengalami kenaikan setiap tahunnya membikin instrumen ini dijuluki ‘safe haven’. Kenapa begitu? Karena investor biasanya melakukan diversifikasi investasi dengan emas sebagai penjaga kualitas aset mereka. 

Emas terbukti tahan banting terhadap sejumlah krisis ekonomi dunia. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, harga emas pun stabil. Padahal, instrumen lain semacam pasar saham pernah anjlok lumayan dalam di awal pandemi melanda dunia. 

Emas juga lumayan likuid sebab pemiliknya dapat menjualnya kapan pun. Misalnya seseorang tiba-tiba butuh dana untuk keperluan mendesak, dirinya dapat menjual aset emasnya ke toko emas terdekat. 

Investasi emas sangat tepat untuk investor yg berorientasi jangka panjang. Harga emas terbukti cenderung naik setiap tahun, tapi tetap saja ada fluktuasi atau dinamika yg terjadi. Karenanya, investasi jangka panjang ialah alternatif yg terbaik. 

3. Reksa dana

Reksa dana ialah alternatif investasi yg lumayan mudah buat investor pemula atau orang-orang yg sedang belajar investasi. Underlying asetnya dapat dalam wujud saham, obligasi, atau deposito. Reksa dana ialah instrumen investasi, dengan manajer investasi yg bertugas menghimpun serta mengelola dana investasi nasabah. Dana yg terkumpul ini kemudian akan ditempatkan di instrumen investasi yg telah disepakati oleh nasabah dengan manajer investasi. 

Investasi melewati reksa dana sangat tepat untuk kamu yg tidak mau ribet mengamati investasi. Belajar investasi juga dapat dilakukan ‘sambil jalan’, sebab dana telah dipercayakan terhadap manajer investasi. 

Reksa dana juga dapat jadi solusi bagi investor yg kesulitan menjalankan riset serta analisis saham. Manajer investasi akan menolong investor menempatkan dana mereka di sejumlah produk saham yg telah diperhitungkan berpeluang memberi keuntungan. 

Nah, nasabah nantinya akan mendapat return atau imbal yg akan terjadi dari dana gotong royong yg dikelola oleh manajer investasi. Investasi reksa dana juga lumayan likuid, sebab dapat dicairkan sewaktu-waktu.

4. Obligasi

Selanjutnya ialah investasi melewati obligasi atau surat utang. Obligasi ini dapat dikeluarkan oleh perusahaan, baik swasta atau BUMN, serta juga oleh pemerintah. Pihak-pihak ini menerbitkan surat utang untuk mendapat jalan masuk pendanaan. Keuntungan akan diberikan melewati kupon yg dibayarkan bulanan terhadap investor. 

Obligasi ialah instrumen investasi berisiko rendah-moderat. Artinya, tipe investasi ini tepat untuk kamu yg menghindari risiko kehilangan aset investasi, tapi tetap ingin mendapat keuntungan yg lumayan. 

5. Saham

Dalam berinvestasi saham, slogan ‘high risk, high return‘ sangat berlaku. Ya, investasi saham termasuk berisiko tinggi, sekaligus berpeluang menyampaikan keuntungan yg tinggi pula. Dibanding instrumen investasi lain, return dari saham terbukti paling tinggi. Namun, ancaman kerugian juga membayangi. 

Karenanya, investasi saham hanya sesuai dilakukan bagi orang-orang yg mempunyai profil risiko agresif, atau ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya serta secepat-cepatnya, namun tidak persoalan apabila kehilangan aset dalam skala besar. 

6. Properti

Untuk yg belajar investasi wajib tahu kalau investasi yg satu ini sempurna memperkenalkan return yg sangat menarik. Harga properti, baik tanah serta bangunan, hampir sempurna rutin mengalami kenaikan setiap tahun. Apalagi pertumbuhan jumlah penduduk serta perpindahan warga dari desa ke kota juga tetap deras. 

Hanya saja, investasi properti memperlukan modal yg tidak sedikit. Jika kamu berniat membeli properti, jadi butuh menabung demi dapat membayar lunas atau dengan mencicil dengan Kredit Perumahan Rakyat (KPR). 

Hal lain yg butuh dipahami, investasi properti tidaklah likuid. Saat kamu butuh dana segar, jadi menjual rumah tidak dapat dilakukan dengan instan. Selain itu, anggaran perawatan properti juga tidak sedikit, terlebih apabila tidak ditinggal dengan cara rutin. 

Belajar investasi, pahami dasarnya

Saat kamu belajar investasi, kamu butuh mengerti terlebih dahulu konsep dari investasi, sekaligus tutorial kerja dari masing-masing tipe investasi. Misalnya nih, ketika kamu memutuskan berinvestasi saham, jadi kamu butuh tahu bagaimana modal yg kamu investasikan dapat bekerja serta menyampaikan return. Begitu juga dengan investasi emas atau ataupun instrumen lainnya. 

1. Tetapkan tujuan investasi

Saat seseorang belajar investasi, tujuan utamanya terbukti untuk mendapat keuntungan. Namun di balik itu, masing-masing investor mempunyai tujuan spesifik lainnya. Misalnya, seorang ayah yg ingin berinvestasi demi menyiapkan dana sekolah anaknya. Atau, seorang pekerja belia yg ingin berinvestasi demi mendapat modal awal DP rumah. 

Dengan menetapkan tujuan investasi, jadi kamu juga dapat mengatur taktik serta memilih instrumen investasi apa yg cocok. Misalnya, kamu berinvestasi demi dapat punya modal untuk membeli tanah dalam 10 tahun ke depan. 

Maka investasi yg cocok, salah satunya, ialah investasi reksa dana saham dengan risiko yg moderat-tinggi. Return yg lumayan tinggi menyampaikan kesempatan kamu mendapat sasaran modal yg diinginkan. Kamu juga dapat mendiversifikasikannya dengan reksa dana pasar uang yg mempunyai risiko lebih rendah. 

Namun, kalau kamu butuh berinvestasi demi sasaran jangka pendek, umpama ingin beli kendaraan beroda empat dalam dua tahun mendatang, jadi investasi peer to peer lending dapat jadi cocok. P2P lending ialah investasi high risk, tapi penawaran return-nya lumayan tinggi. 

2. Lakukan diversifikasi

Jangan simpan seluruh hartamu dalam satu instrumen investasi. Misalnya nih, kamu punya aset uang dingin senilai Rp50 juta. Kamu lantas menginvestasikan seluruhnya ke dalam saham, itupun hanya dalam satu emiten saja. Suatu saat, sentimen negatif menyerang emiten saham yg kamu miliki. Harga sahamnya anjlok 50 persen. Buntutnya, modal yg kamu investasikan juga ikut menyusut.

Beda cerita kalau kamu membagi portofolio investasi kamu ke dalam beberapa instrumen sekaligus. Nah, ini yg dinamakan diversifikasi investasi. Dari permasalahan tersebut, modal Rp50 juta dapat kamu diversifikasi ke dalam instrumen, umpama saham Rp20 juta, emas Rp10 juta, deposito Rp10 juta, serta sisanya reksa dana pendapatan tetap Rp10 juta. 

Porsinya dapat kamu atur sesuai perhitungan profil risiko kamu. Dengan diversifikasi, jadi ketika pasar modal bergejolak kamu tetap dapat punya aset yg selamat di deposito atau emas. Sebaliknya, ketika harga emas anjlok, jadi kamu tetap dapat mendulang keuntungan dari pasar modal serta reksa dana. 

3. Pahami keuntungan serta risiko investasi 

Salah satu faktor yg wajib kamu pahami ketika belajar investasi ialah mengenal profil risiko investasimu. Dengan mengetahuinya, kamu dapat menentukan produk-produk investasi mana saja yg tepat untukmu. 

4. Gunakan uang sendiri

Jika kamu belajar investasi serta ingin memulainya, kamu wajib ingat untuk berinvestasi dengan uang sendiri. Jangan berinvestasi dengan uang yg akan terjadi beruang, umpama dengan meminjam dari pinjaman online atau pinjol. Kamu dapat berinvestasi ketika keuangan kamu mulai stabil, dengan tidak ada utang (atau minim) serta terdapat dana darurat. 

Berinvestasi dengan modal utang hanya akan mengurangi kualitas dari investasi kamu, sebab kamu tetap butuh melunasi utang dengan bunga. Mending lunasi dulu utang-utang kamu, baru mulai investasi dengan merdeka.

5. Pastikan aman serta legal

Saat kamu belajar investasi serta ingin memulainya, pastikan dulu perusahaan penampung dana investasi kamu resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini demi memastikan keamanan aset yg kamu investasikan ke depan. 

Kamu dapat memeriksa legalitas perusahaan pengelola investasi dengan mengeceknya melewati OJK. Riset kecil-kecilan juga sangat mungkin dilakukan dengan mencari beberapa info yg terdapat di internet. Perusahaan investasi yg resmi serta bonafit sempurna punya website resmi. 

6. Alokasi dana konsisten

Investasi yg ideal dilakukan dengan cara rutin. Hal ini sempurna untuk memaksimalkan keuntungan yg dilakukan. Cara paling mudah ialah dengan menyisihkan sejumlah modal dari gaji bulanan kamu untuk investasi. 

Dikutip dari Mandiri Online Securities Trading, idealnya investor mengalokasikan 10-30 persen dari pemasukan bulanan untuk investasi. Ingat, investasi tidak boleh mengganggu alokasi untuk kebutuhan pokok bulanan, cicilan utang, atau dana cadangan. 

Buat kamu yg tetap belajar investasi, mulailah alokasi investasi dengan nominal yg kecil. Biasakan dulu dapat rutin setiap bulan. Jika telah terbiasa serta mampu menyisihkan dana investasi setiap bulan, mulai naikkan nilainya. 

7. Ketahui anggaran investasi

Dalam berinvestasi kamu juga butuh tahu ada biaya-biaya yg butuh dibayarkan. Biasanya, anggaran ini berwujud management fee sebagai upah dari manajer investasi. Ini untuk permasalahan reksa dana, ya. Untuk instrumen investasi lain, biaya-biaya yg dikenakan dapat bervariasi, semacam komisi broker untuk saham, sampai pajak ketika membeli emas batangan.