Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu Money Management? Jurus untuk Mengantisipasi Kerugian dalam Forex

Apa itu Money Management? Jurus untuk Mengantisipasi Kerugian dalam Forex


Apa itu money management?

Dinukil dari Investopedia, money management adalah pengelolaan uang yang mengacu pada proses perencanaan keuangan seperti menabung, investasi, pengeluaran, atau mengawasi penggunaan modal untuk bisnis atau investasi baik secara individu atau kelompok. Istilah money management juga sering digunakan untuk manajemen investasi dan manajemen portofolio.

Nah, dalam trading forex, money management adalah pengelolaan dana dalam akun trading Anda. Hal ini biasanya mencakup berapa besar lot di setiap posisi trading, berapa jarak antara harga entry (open position) dengan stop loss (SL) dan target profit, serta berapa jumlah maksimal posisi trading yang akan Anda buka dalam waktu bersamaan.

Forex seperti yang Anda tahu bisa memberikan keuntungan, namun tidak selamanya posisi Anda akan profit terus menerus. Bisa jadi Anda akan mengalami loss satu atau dua kali sebelum profit. Kemungkinan juga Anda akan mengalami loss beruntun tanpa tahu kapan bisa profit kembali. Pada akhirnya, profit yang Anda dapat selama berbulan-bulan ini akhirnya ‘menguap’ dalam waktu semalam. Hal ini pun akan berdampak pada psikologi trader dan kualitas trading. Di sinilah peran money management trading dibutuhkan.

Oleh karena itu, Anda bisa mulai mencari strategi menghadapi risiko loss dengan menerapkan money management yang tepat. Misalnya, Anda bisa mencari sistem yang menghasilkan rasio risk vs reward 1:1. Semakin besar perbandingannya, maka akan semakin baik. Kebanyakan trader lebih suka menggunakan risk:reward 1:3.

Seperti apa contoh money management?

Pada dasarnya, money management berakar pada pertanyaan mengenai berapa besar dana yang menjadi ‘taruhan’ risiko Anda. Risiko dalam trading forex bisa diartikan risiko loss yang diambil sewaktu satu kali trading. Nah, tentukan dulu jumlah loss maksimal yang sanggup Anda terima, misalnya Anda mengambil risiko 2% satu kali trading, jika terjadi loss tiga kali berturut-turut, maka akun trading Anda minus sebesar 6%. Apabila trading ke empat kali menghasilkan profit, maka dengan risk vs reward 1:3 akan menghapus semua loss Anda.

Sederhananya, bukan profit yang paling diutamakan, tapi pengukuran risiko yang perlu Anda pikirkan dan dahulukan. Maka, profit akan mengikuti dengan sendirinya. Dengan menerapkan misalnya, risk vs reward 1:3, Anda bisa menyesuaikan level take profit yang tiga kali lebih besar dibandingkan ukuran jarak stop loss untuk setiap order.

Menerapkan risk and reward memang terkesan membatasi peluang profit. Namun, Anda harus ingat bahwa kunci dari kesuksesan trading forex adalah disiplin dalam menerapkan sistem trading yang sudah direncanakan atau yang lebih dikenal oleh para trader dengan sebutan trading plan.

Ada banyak cara meraih profit berlipat ganda, misalnya dari $100 menjadi $50.000 dalam waktu beberapa bulan. Namun, saat Anda tiba-tiba mengalami kerugian, psikologi Anda tidak siap menerima kenyataan. Dengan persentase ‘kemenangan’ yang tinggi, uang Anda akan amblas dalam waktu cepat atau lebih parah lagi, akun Anda terkena margin call sehingga harus mengulang dari awal lagi.

Tips money management dalam trading forex

Dalam trading forex, ada empat metode penting dalam risk management yang bisa Anda gunakan untuk melakukan money management pada transaksi trading Anda. Berikut tipsnya.

1. Menggunakan stop loss atau take profit

Stop loss adalah nilai batasan harga terendah yang ditentukan untuk membatasi kerugian. Saat pergerakan harga menyentuh nilai ini, maka sistem secara otomatis akan menutup order atau posisi tersebut. 

Meskipun stop loss dirancang khusus untuk membatasi kerugian yang mungkin timbul, keputusan memasang SL ini menjadi pilihan yang tidak nyaman bagi kebanyakan trader. Mengapa? Karena dengan memasang stop loss, itu artinya Anda berisiko menutup posisi dalam keadaan rugi, ketika harga masih terkoreksi. 

Akibatnya, tidak jarang trader yang mengabaikan stop loss selama bertrading. Padahal jika dipelajari lebih dalam, kerugian tersebut lebih dikarenakan oleh ketidaktahuan trader akan cara menggunakan stop loss dengan benar. 

Sementara itu, istilah lain yang memiliki pengertian hampir mirip dengan stop loss adalah take profit. Bedanya, take profit digunakan untuk membatasi keuntungan yang akan di dapat. Apabila order yang sedang profit terkena batasan tersebut, maka posisi akan tertutup otomatis. 

Kenapa profit harus dibatasi? Mungkin bagi sebagian orang, memperoleh profit tinggi tanpa memberi batasan akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak. Namun, tujuan utama take profit adalah agar profit dapat teramankan. Tentunya dalam menentukan take profit ini hendaknya mengacu pada analisa yang sudah dibuat, sehingga level TP yang di-set juga bisa realistis.

2. Melakukan cut loss

Teknik ini dilakukan dengan cara menutup transaksi yang merugi sesegera mungkin dengan tujuan untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar. Misalnya, saat itu, Anda memprediksi harga akan turun dan siap untuk melakukan sell sebanyak 1 lot di level 1.60000.

Namun, diluar dugaan harga bergerak naik hingga ke level 1.60200, sehingga Anda mengalami kerugian sebesar minus 200 pips. Karena tidak ingin menghadapi risiko kerugian yang lebih besar, maka di level 1.60200 posisi sell tadi Anda tutup dengan konsekuensi mengalami kerugian sebesar minus 200 pips.

3. Mencoba teknik switching

Teknik switching dilakukan dengan cara menutup posisi yang rugi dan segera mengambil posisi baru yang searah dengan pergerakan harga selanjutnya. Tujuannya adalah untuk me-recovery kerugian yang diakibatkan oleh posisi transaksi sebelumnya. Biasanya, teknik ini efektif apabila dilakukan ketika terjadi perubahan arah harga yang cepat dan drastis.

Misalkan, Anda membuka posisi sell pada level 1.60000. Tapi ternyata harga bergerak naik hingga di level 1.60200. Di posisi ini, Anda sudah mengalami kerugian sebesar minus 200 pips. Jika Anda menganggap bahwa pergerakan harga masih akan naik, maka pada level 1.60200 Anda pun menutup posisi sell tersebut. 

Kemudian pada saat yang bersamaan Anda pun membuka posisi buy di level 1.60200 tersebut. Jika ternyata harga benar-benar terus naik hingga ke level 1.60400, maka posisi Anda saat itu akan mendapatkan keuntungan sebesar +200 pips. Itu artinya, kerugian -200 pips akibat posisi sell sebelumnya telah tertutupi. 

Perlu diingat untuk melakukan teknik ini, Anda harus dalam posisi yang sudah sangat yakin bahwa pasar akan bergerak cukup kencang. Karena dengan melakukan teknik ini, Anda membuka satu posisi baru lagi yang tentu dibayangi risiko kerugian jika ternyata pasar berbalik arah lagi. Kematangan analisis dan tingkat kesiapan mental turut mempengaruhi kesuksesan teknik switching ini.

4. Mencoba ambil risiko dengan averaging 

Anda memiliki mental yang kuat dan tidak takut dengan risiko? Averaging bisa menjadi salah satu teknik yang bisa Anda gunakan. Averaging (atau disebut juga sebagai ‘cost-averaging‘) merupakan teknik manajemen risiko yang cukup ekstrim. Kenapa disebut ekstrim? Karena pada dasarnya teknik ini mencoba untuk ‘melawan’ arah pergerakan harga. 

Ide dasarnya adalah pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah saja untuk selamanya. Pada saat itu, Anda melakukan sell 1 lot di level 1.60000. Ketika harga bergerak naik hingga ke level 1.60200, bukannya menutup posisi yang rugi tadi, justru Anda menambahkan lagi satu posisi sell sebanyak 1 lot. 

Pada level ini, kerugian Anda adalah -200 pips. Tapi ternyata pada saat itu harga pun kembali naik hingga ke level 1.60800. Sehingga pada level ini total kerugian Anda sudah menjadi -800 pips. 

Kerugian Anda baru akan tertutup jika harga turun kembali hingga ke level 1.60200. Jika di level ini Anda menutup semua posisi sell, maka kerugian Anda akan menjadi nol. Jika pada saat itu harga turun kembali hingga ke level 1.60000, Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar +800 pips. Perlu diingat, teknik ini sangat tidak dianjurkan bagi para trader yang memiliki dana minim karena melihat risiko yang ada cukup besar.

Mengapa Anda memerlukan money management?

Bagi seorang trader berpengalaman, kerugian jelas tidak akan membuat mereka down. Namun, bagi trader pemula yang sama sekali tidak memahami money management, kerugian akan membuat mereka kehilangan modal dan kepercayaan diri. 

Untuk itulah mempelajari money management sangat penting bagi seorang trader. Jika Anda masih penasaran kenapa sih money management itu sangat penting, berikut ini beberapa alasan yang bisa Anda pertimbangkan.

1. ‘Menjaga’ dana Anda

Kondisi pasar yang terus bergejolak adalah salah satu hal yang tidak bisa dikontrol oleh trader Karena memang pada dasarnya, tidak ada investor atau trader yang bisa menggerakkan pasar naik atau turun. Dalam menghadapi segala ketidak tentuan itulah, money management merupakan pengontrol dana Anda. 

Dengan money management, seorang trader tidak akan melakukan trading secara asal-asalan. Karena komponen pertama dalam money management adalah total modal, sehingga Anda bisa tahu berapa besar sih uang yang bisa digunakan untuk investasi atau trading.

Trader dengan modal yang besar tidak akan gampang terkena margin call dan lebih efisien dalam menentukan stop loss. Bagi seorang trader pemula, ada baiknya menggunakan modal kecil terlebih dulu dan meningkatkan secara bertahap setelah makin memahami dunia trading. Proses ini akan bisa lebih leluasa dilakukan berkat adanya money management.

2. Mengetahui risiko di setiap trading

Kenapa money management sangat penting untuk trading? Salah satu jawabannya adalah untuk membantu Anda memahami risiko maksimal pada setiap transaksi trading.

Jika trading dilakukan tanpa pengetahuan mumpuni, maka sama halnya dengan berjudi bisa melenyapkan modal begitu saja lantaran tidak ada stop loss. Melalui money management, Anda akan tahu berapa besar jumlah kerugian ketika melakukan transaksi trading, termasuk ‘menyelamatkan’ diri saat mencapai stop loss. 

3. Menghitung keuntungan dan kerugian

Nah, alasan terakhir kenapa money management sangat penting dalam trading forex adalah bisa membantu trader dalam mengetahui posisi stop loss serta target yang ingin diraih. Artinya, trader bisa memahami berapa besar perbandingan atau rasio keuntungan dan kerugian. 

Memang untuk apa sih rasio reward/risk ini? Agar trader bisa memilih posisi trading yang tepat. Jika Anda mengincar keuntungan besar, rasio reward haruslah lebih tinggi daripada risiko. Kenapa begitu? Agar sekalipun Anda tidak untung seluruhnya saat trading, total profit masih lebih besar dibandingkan kerugian. Kendati demikian, rasio ini bisa berubah dan menyesuaikan kondisi trading.