Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal ARB dan ARA dalam Dunia Saham

Mengenal ARB dan ARA dalam Dunia Saham


Saat berinvestasi saham, Kalian akan berhadapan dengan beberapa istilah asing. Salah satunya merupakan istilah ARB serta ARA saham. kedua istilah tersebut bakal kerap diucapkan oleh trader saham yg telah berpengalaman. Namun, bagi Kalian yg merupakan seorang pemula, pastinya bakal kebingungan memahaminya. 

Penggunaan istilah ARB serta ARA dalam dunia saham berkaitan erat dengan sifat saham yg fluktuatif. Terkadang, saham perusahaan tertentu mengalami ARA. Namun, keesokan harinya saham tersebut nyatanya tiba-tiba berganti status menjadi ARB. Pada situasi semacam itu, tak sedikit trader saham yg kelimpungan. 

Apa Itu ARA Saham?

ARA saham merupakan singkatan dari auto rejection atas serta merupakan mekanisme perdagangan yg berlaku di Bursa Saham Indonesia (BEI). Penerapan sistem ARA dilakukan lewat Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G yg mempunyai manfaat untuk melayani perdagangan saham serta surat berharga. 

Sistem JATS NEXT-G akan menangani setiap permintaan jual alias beli saham. Hanya saja, ketika saham mencapai harga pada titik tertentu, sistem akan melakukan penolakan dengan cara otomatis. Fenomena inilah yg dikenal dengan istilah auto rejection. ARA merupakan istilah ketika harga jual saham melebihi batas atas yg telah ditetapkan. 

Cara mengenal ARA saham lumayan mudah, lumayan dengan menonton apakah saham tersebut mempunyai order antrean jual alias tidak. Contoh, harga saham A ketika penutupan hari kemarin merupakan Rp3.000. Berdasarkan aturan BEI, kualitas ARA dari saham tersebut merupakan 25%. 

Dalam keadaan semacam itu, sistem JATS NEXT-G akan menghitung ARA dari saham untuk perdagangan hari ini. Kenaikan saham maksimal yg diperbolehkan merupakan sebanyak Rp750. Ketika kualitas saham telah mencapai harga Rp3.750, jadi sistem akan melakukan penolakan order penawaran yg melebihi harga tersebut. 

Pengertian Saham ARB

Kalau ARA merupakan auto rejection atas, jadi ARB merupakan auto rejection bawah. Penggunaannya merupakan untuk menentukan batas minimum penurunan harga suatu saham. Ketika kualitas saham telah mencapai ARB, sistem akan melakukan penolakan untuk semua order pembelian. 

Dalam situasi normal, pihak BEI menetapkan kualitas ARB berkisar antara 20% hingga 35%. Namun, keadaannya berubah dampak pandemi covid-19. Pada Maret 2020, BEI melakukan koreksi ARB menjadi 10%. Hanya saja, koreksi tersebut nyatanya dianggap tetap belum sesuai, hingga akhirnya terjadi kembali perubahan ARB menjadi 7%. 

Koreksi ARB saham dilakukan oleh BEI sebab fenomena covid-19 yg sangat berpengaruh pada kemampuan saham. Bahkan, hampir semua tipe saham yg diperdagangkan mengalami ARB, tak hanya saham lapis dua alias tiga. Namun, tak sedikit pula saham berstatus indeks LQ-45 yg menghadapi fenomena serupa. 

Untuk bisa memahami ARB, berikut merupakan contohnya. Misal, saham perusahaan A dipasarkan dengan harga Rp5.000 pada penutupan bursa saham kemarin. Batas ARB merupakan sebesar 7%. Dengan begitu, saham tersebut mempunyai ARB sebesar Rp4.650. Kalau saham tersebut mengalami penurunan harga pada titik tersebut, sistem otomatis akan menolak order pembelian.

Manfaat ARB serta ARA Saham

Penetapan ARA serta ARB oleh BEI berfungsi untuk menjaga supaya pergerakan saham dalam satu hari tak terlalu ekstrem. ARA dipakai untuk memastikan bahwa kenaikan harga saham tak terlalu tinggi. Sementara itu, ARB diterapkan dengan tujuan supaya harga saham tak jatuh ke terlalu rendah. 

Manfaat Auto Rejection bagi Pembeli Saham

Seorang trader bisa mendapatkan keuntungan ketika sanggup membeli saham dengan harga terjangkau serta menjualnya dengan cara mahal. Sistem ARA bekerja untuk memberi jaminan supaya trader melakukan pembelian saham dengan harga yg relatif normal. 

Manfaat Auto Rejection bagi Perusahaan

Sementara itu, ARB merupakan perlindungan sistem kepada perusahaan serta para penjual saham. Auto rejection ini bisa mencegah kualitas saham jatuh ke titik ekstrem. Dengan begitu, potensi kerugian dampak harga saham yg rendah bisa diminimalkan. 

Nah, itulah pengetahuan mengenai sistem ARB serta ARA saham yg butuh Kalian ketahui. Hanya saja, saham ARA serta ARB bukanlah opsi yg cocok bagi trader pemula. Opsi saham ini lebih sesuai bagi mereka yg telah malang melintang di bursa saham. Sebagai gantinya, Kalian bisa mempertimbangkan saham yg harganya tak terlalu fluktuatif.